Things I Am Grateful For: Houses-houses

Apakah kamu punya rumah? Tempat yang, secara fisik, dapat melindungimu dari panas dan hujan? Tempat yang menjadi tempat berkumpul keluarga?

Alhamdulillah, orang tuaku punya. Aku, sebagai anak, tentu diperkenankan untuk tinggal di sana, untuk selalu kembali ke sana berapa lamapun aku pergi ke luar. Rumah, yang ngga cuma melindungi aku, tapi juga ngasih banyak arti. Rumah yang membuat aku merasa memilikinya.

Sebagai seseorang yang mudah kehabisan energi di luar, rumah adalah tempat yang menyenangkan. Ada banyak hal yang bisa dilakuin dengan hanya di rumah. Aku bisa bersih-bersih, bisa masak, baca buku dengan nyaman, belajar dengan fokus, nonton film, dan lain-lain.

Rumah melindungi dari panas dan hujan. Tentu, ngga sepenuhnya melindungi panas, karna di rumah tetap terasa panas menyengat, dan ngga sepenuhnya melindungi dari hujan, karna kadang-kadang hujan angin tetep bisa masuk rumah. Poinnya adalah, betapa aku merasa sangat bersyukur memiliki rumah.

Kalau diinget-inget lagi, menyebut kata "rumah" itu membawa aku ke masa lalu, waktu pertama kali pindah karna ayah dimutasi. Kami harus meninggalkan rumah yang susah payah diusahakan orang tuaku selama bertahun-tahun. 1,5 tahun kemudian pindah lagi. 2 tahun kemudian pindah lagi. 2,5 tahun kemudian juga pindah lagi.

Pindah, pindah, dan pindah. Awalnya terasa biasa aja tapi ternyata berat juga. Mutasi bikin orang tuaku ngga punya rumah tetap. Kami bersaudara bahkan harus hidup terpisah. Yang paling terasa sedih adalah karena ketika lebaran kami ngga bisa kumpul bersama.

Alhamdulillah, beberapa tahun kemudian, orang tuaku memutuskan untuk beli rumah. Sejak saat itu, aku tau aku bisa pulang ke mana. Sewaktu lebaran, keluargaku tau harus berkumpul di mana.

Alhamdulillah, aku punya rumah untuk pulang, titik pulang yang sudah diketahui semua anggota keluargaku, kemanapun mereka pergi.

Location:

Share :