A Letter to Myself
Assalamu’alaikum.
Hai Aku.
Aku menulis ini di dalam kamar di Madiun, saat siang sedang terik di
luar. Panas dan mengantuk jadi satu, ngga menyurutkan niatku buat menulis surat
ini. Memang bukan waktu paling tepat buat menulis, tapi aku pikir, sudah
terlalu lama aku menyimpan semuanya.
Hai Aku.
Pertama, aku mengucapkan berjuta-juta terima kasih, karena dalam
keadaan apapun, aku masih bisa berusaha buat mencintai diri sendiri. Definisi
mencintai diri sendiri bagi setiap orang berbeda, tergantung pada prioritas atau
situasi pada saat tersebut. Aku memutuskan buat membuat definisiku sendiri dan
menghargai definisi orang lain.
Aku inget, definisi awalku tentang mencintai diri sendiri, yaitu makan,
istirahat, dan membaca buku. Makan dengan baik, supaya badan mendapatkan gizi
dan kekuatan. Istirahat, seperti tidur cukup demi sehatnya badan dan pikiran,
juga istirahat sosial dan memberikan waktu pada diri sendiri untuk
mengembalikan energi. Membaca buku, agar menjadi seseorang yang pintar dan
berwawasan.
Dalam perjalanan mencintai diri sendiri, aku menyadari pelajaran penting
yang sangat aku syukuri, yaitu aku belajar buat ngga mempedulikan komentar
orang lain. Aku belajar untuk ngga mendengarkan orang lain secara berlebihan. Apalagi
pada orang-orang yang mengomentari preferensiku. Aku ngga peduli orang lain
bilang kalau bajuku jelek, atau orang lain bilang pilihan makananku aneh.
Selama aku suka, nyaman, dan ngga menyalahi syariat, aku ngga peduli.
Tahu ngga? Rasanya ngga mementingkan komentar orang lain itu,
menyenangkan banget. Hidup jadi lebih damai. Juga tenang. Rasanya ringan, karna
aku ngga perlu berusaha buat mendapat pengakuan atau berusaha mengikuti
standar/preferensi orang lain.
Keep going yaa. Ambil yang baik, buang yang buruk.
Hai Aku.
Kedua, aku mengucapkan bermilyar-milyar terima kasih, karena aku sudah berusaha
memberikan yang terbaik dalam pekerjaan. Terhitung empat tahun bekerja, niat
dan fokus utama selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan. Ngga terhitung
seringnya aku mengorbankan waktu tidur demi pekerjaan selesai dan ngga
menumpuk.
Aku bangga, ketika aku bekerja aku hanya memikirkan kebaikan untuk
tempatku bekerja. Aku hanya berusaha memperbaiki apa yang tidak tertata, dengan
harapan semua kembali rapi dan lengkap.
Aku juga senang, karna aku ngga pernah menyelesaikan pekerjaan hanya
karna takut dimarahi atasan. Aku hanya fokus untuk memperbaiki keadaan dalam
pekerjaan. Murni ingin yang terbaik untuk pekerjaan.
Setelah sekian tahun aku mengabdi dan sekarang aku melepasnya, rasanya
sedikit lega. Memang hasil pekerjaanku tidak sempurna, ada yang kurang, tapi
tak mengapa.
Hai Aku.
Saat ini aku kembali bimbang pada hidup. Aku jadi teringat bahwa aku
belum betul-betul mengetahui apa yang ingin aku lakukan dan tujuan hidup apa
yang ingin aku capai.
Aku ingat, aku sudah memikirkan ini sejak SMA. Aku ngga tau apa yang
aku suka dan aku bingung mau bagaimana menjalani hidup setelah SMA. Memang pada
akhirnya, aku menjalani hidup sebagaimana air mengalir, mengikuti arus, tapi
entah akan sampai mana aliran ini bermuara.
Aku juga ingat, aku hanya suka belajar. Aku suka menyelesaikan tugas
dan tanggung jawab. Tapi hanya sampai sini saja. Kalau ditanya apa yang ingin
dicapai dalam 1 tahun, atau 5 tahun, atau bahkan 10 tahun, aku ngga tau. Aku
ngga tau apa yang aku suka dan aku yakin bisa lakukan. Jadi, aku ngga tau.
Sampai saat ini, tahun 2023, aku berusaha mengenal dan belajar beberapa
hal, berharap aku bisa menemukan sesuatu yang bisa aku lakukan dalam jangka
panjang. Perjalanan panjang untuk menemukan tujuan pasti ngga mudah, tapi
seminimalnya aku berdoa dan berusaha, semoga segera bertemu jalannya.
Hai Aku.
Jangan pernah lupa, selalu ingat, bahwa ada banyak sekali hal yang
perlu disyukuri setiap helaan napas (bahkan setiap detik!), karena aku menerima
begitu banyak nikmat yang tak terkira. Nikmat yang sungguh membuat hidupku
mudah. Apalah artinya kekurangan yang selama ini ada dalam hidup, karena ada
lebih banyak nikmat yang aku rasakan.
Walopun mungkin mba masih belum yakin jalan hidup mana yg mau diambil, tapi dengan mulai memikirkan nya aja, udah start yg bagus kok. Krn lama2 sambil jalan, kita jadi tau hal atau pekerjaan atau apapun yg sesuai dengan minat kita.
ReplyDeleteDulu aku juga gitu. Tamat SMU, kuliah, tamat kuliah, masih bingung mau jadi apa. Jadi pekerjaan pertama yg sampai di tangan, langsung aku ambil. Jalanin aja, dan ternyata malah bertahan 13 tahun 😄.
Tapi seiring itu, aku JD tau passionku apa. Skr ini, aku udah resign dan full menjalani passion 😁. Ga ada istilah telat kok, walo aku baru nemuin setelah 13 tahun kerja formil 😄
Sukaaa dengan surat yg trakhir. Bener mba, dalam kondisi apapun coba utk selalu bersyukur. Itu ngajarin kita utk selalu ikhlas dan bahagia dengan apa yg kita punya
Hai mbak Fanny
DeleteThank you bangettt insight dan motivasinyaa
Aku dari kemaren ngerasa bingung, soalnya merasa udah "tua" tapi belum nemuin hal yang aku lakuin, dan rasanya jadi beban banget di hati
Baca sharing dari mbak, aku merasa dikuatkan, ternyata ngga apa-apa kalau kita masih belum nemuin passion kita, yang penting tetep berusaha dan berdoa seupaya suatu saat ketemu jalannya